By:
Rinaldi A Thal
Bagi
warga Pidie, khususnya Kecamatan Muara Tiga, Padang Tiji, dan Batee, rasanya
tidak ada yang tidak megetahui gua yang terkenal dengan nama Guha Tujoh ini,
yang bahasa Indonesia nya Gua Tujuh (English-nya
“The Cave of Seven” kali ya?? hehe).
Gua yang terletak di Laweung, Kecamatan Muara Tiga ini, merupakan gua
peningggalan sejarah purbakala yang terbilang unik, karena mempunyai satu
pintu utama dan tujuh pintu cabang, salah satu yang terkenal dan sering
dibicarakan adalah Guha Uleu (gua ular), namun sepertinya belum ada yang berani
memasuki gua ular ini karena selain pintu masuk dan ruangnya yang sempit,
pengunjung juga takut akan mitos mengenai keberadaan ular di dalamnya. Nah, bagaimana
dengan anda?
Berkunjung ke Pidie rasanya akan hambar jika tidak
mengunjungi gua ini. Tidak hanya terkesan dengan mitos mengenai gua ular, Guha
Tujoh sesungguhnya menyimpan pesona yang menakjubkan di dalamnya. Stalaktit dan
stalakmit terbentuk indah bak lukisan sang Maestro di dinding dan langit-langit
gua, beberapa batu besar juga terpahat begitu unik di tengah-tengah gua, seakan
mengisyaratkan tentang sesuatu. Tak kalah menakjubkan, sebuah batu besar
anti-gravitasi tampak bergantung di langit gua tanpa ada penyangga atau tali
pengikatnya. Luar biasa sekaligus “penasaran tingkat tinggi” saat saya melihat
batu gantung tersebut (is that true?) Wallahu’alam, siapa yang bisa menyangkal
jika Allah sudah berkehendak.
Nah, sebelum lanjut mengupas isi dalam gua, saya
pengen share sedikit mengenai perjalanan
menuju gua. Ini kali kedua saya ke Guha Tujoh setelah kali pertama sekitar 9
tahun lalu. Kali ini saya pergi hanya berdua dengan seorang teman, Oki Satria
(dia penasaran, pengen banget ke gua ini). Awalnya kami berangkat dari Banda
Aceh, untuk mencapai lokasi gua harus menempuh perjalanan sekitar 85 km jalan
ke arah Medan. Sesampainya di Kecamatan Muara Tiga, perjalanan masih terasa
melelahkan. Jalan berbukit dan berbatu sempat membuat kami jengkel dan beberapa
kali mengeluh, belum lagi saya yang sudah mulai lupa dimana lokasi guanya,
membuat perjalanan terasa berat. Tapi untung saja (dalam segala hal, orang Aceh
selalu saja merasa untung.. hehe) kami bertemu beberapa orang dan bertanya
dimana lokasi Gua Tujuh berada. Dan, “itu dia guanya” ujarku menunjuk sebuah
pamplet kecil bertuliskan “Guha Tujoh”.
Rasa lelah selama perjalanan terbayar saat kami tiba
di depan mulut gua. Di beberapa sudut, tampak para penjual makanan duduk di
warung kecil mereka sambil berbincang-bincang. Belum sempat turun dari sepeda
motor, beberapa anak kecil berumur sekitar 12 tahun-an datang menghampiri kami
dan menawarkan jasa mereka sebagai pemandu. Akhirnya kami masuk ke dalam gua
dipandu tiga pemandu cilik dengan senter kecil mereka, sebagai penerang. Belakangan
menyusul seorang laki-laki paruh baya, sepertinya ia mengawasi kami untuk
sekedar memastikan semuanya aman terkendali (sipp deh Pak!! Thank you Ya
(hahah)..
Menyusuri
ruang gua yang gelap dan lembab tak membuat kami menjadi takut, suasana berubah
menjadi ramai saat si bocah pemandu berebutan suara untuk bercerita mengenai
historis gua dan isinya. Beragam cerita mereka kisahkan dengan sangat lancar,
mulai dari cerita yang berbau mistis, sampai hal-hal yang masih bisa diterima
oleh akal. Sesekali mereka mematikan senter untuk memperlihatkan betapa
gelapnya gua ini, dan diselingi petuah mengenai alam kubur (hm.. mereka memang
rajanya bercerita). Sebenarnya kami tidak begitu menyimak cerita mereka,
apalagi saya, yang sibuk memotret. Semua objek yang menarik langsung menjadi
sasaran kamera saya, tentu saja dengan arahan sang pemandu cilik yang
memberitahu posisi objek-objek tersebut.
Setelah merasa puas mengitari dan memotret isi gua,
kami pun keluar dan bergegas pulang. Eits… sebelum meninggalkan area gua,
jangan lupa bayar jasa guide-nya.
Tarif nya tidak ditentukan, berhubung status kami saat itu masih mahasiswa, so 15 ribu sudah lebih dari cukup
(hahha..).
Ok. That’s enough, guys for now. Apakah anda tertarik untuk menikmati pesona
Guha Tujoh? Ya ,tertarik tetapi tidak tau lokasinya. Bagaimana? Tenang! Mungkin
saya solusinya (heheh). Hubungi aja facebook
saya, InsyaAllah saya siap menemani petualangan anda (kali aja bisa jadi guide… wkwkwkkk). Sampai jumpa di destinasi
lainnya!! Thanks for visiting
my blog.