By: Rinaldi A Thal
Dari kemuliaan Tuhan memberi
Terciptalah harmoni alam nan jelita
Nusantara bagai anak surga di bumi
Terlahir dari keikhlasan Ibu Pertiwi
Sawah dan ladang membentang
Gunung tinggi menjulang
Pantai yang indah
Hasil alam melimpah
Ini bumi khatulistiwa!
Namun kini prasasti segala doa berguguran
Berkecamuk dalam raungan semesta
Langit dan udara mematung, sejenak
Lalu perlahan mencipratkan liur malapetaka
Di tanah Wasior
Tidak cukup hanya satu goresan
Seakan ini adalah masa-masa terakhir
Nusantara menggeliat resah
Kidung alam menggema
Melantunkan syair pilu
Kita tidak lagi bicara tentang duka Aceh
Meski air matanya hingga kini masih menetes
Tapi, tsunami-nya telah beranak di Mentawai
Membawa duka baru bagi anak negeri
Seakan tiada habisnya
Luka belum sempat terobati
Nusantara kembali tersayat
Merapi memuntahkan kesakitannya
Memulangkan Mbah Maridjan dan ratusan nyawa
Menuju tanah peristirahatan
Sesungguhnya,
Tuhan telah merekam episode luka nusantara
Beragam bencana, beranak-pinak
Berselang waktu
Satu per satu
Sebelum habis
Benarkah ini akibat ulah tangan kita?
Belum terlambat menjalin kasih dengan alam
Atau merajut kembali doa yang telah luruh
Kita bisa merangkai syair-syair baru sambil menanti,
Sebuah hikmah besar mengetuk pintu nusantara.
Lhokseumawe, 26 November 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar