Menginjakkan
kaki di Jakarta rasanya tidak akan terkesan tanpa mengunjungi Monumen Nasional
(Monas), menurut sejarah Monas didirikan pada jamannya Soekarno pada tahun 1961
untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Salah satu yang menarik dari monumen ini adalah puncaknya
dimahkotai serupa lidah api yang dilapisi Emas, atau lebih mirip seperti Eskrim
emas. Nah, emas yang total beratnya sekitar 38 kg ini, 28 kg nya disumbang oleh
orang Aceh, yaitu Teuku Markam. Hmm..
Ok..
lanjut. Berada di puncak Monas, setinggi 115 meter, kita bisa melihat wajah
kota Jakarta dari ketinggian. Tampak gedung-gedung pemerintahan berdiri megah
di tempatnya. Istana Negara, Stasiun Gambir dan Masjid Isti’lal juga jelas
terlihat. Bagi yang ingin melihat bangunan-bangunan yang letaknya lebih jauh,
tersedia teropong khusus disini, tapi sayang saya tidak sempat mencobanya.
Setelah
turun dari puncak Monas, disarankan untuk melihat-lihat Museum Sejarah
Nasional Indonesia di kaki monumen. Disini kita bisa melihat diorama sejarah
Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru. Pastinya bisa bikin
kita bangsa menjadi rakyat Indonesia.
Eits..
keluar dari Monas jangan lupa beli oleh-oleh ya, ada T-Shirt dan souvenir khas
Monas lainnya. Yang penting jangan lupa nawar. Hehhe..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus